spot_img
Friday, May 3, 2024
spot_img

Kuliah Ramadan UNISMA; Kaji Kepemimpin Muslim Ideal

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Setiap individu adalah pemimpin. Itu yang dikatakan oleh Rektor Universitas Islam Malang (Unisma), Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si dalam acara Kuliah Ramadan yang disiarkan melalui Channel YouTube Unisma kemarin, Selasa (19/4).

Orang yang mengarahkan sikap dan perilakunya untuk berbuat kebajikan sehari-hari dapat disebut pemimpin. Misalnya, membimbing diri sendiri untuk berbuat kebajikan. Oleh sebab itu, seorang pemimpin tidak dapat dinilai dari waktu. Tetapi dari sikap ikhlas, jujur dan totalitas kerja.

“Menjadi seorang pemimpin jangan diukur waktunya. Waktu yang kita gunakan untuk menjadi pemimpin adalah 24 jam. Karena pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban baik secara duniawi atau akhirat,” jelasnya.

Prof Maskuri menegaskan, menjadi seorang pemimpin tidak mudah. Apalagi di era saat ini, semua serba digital. Bahkan dengan teknologi yang semakin berkembang pesat. Menurutnya, menjadi pemimpin di era sekarang memiliki tantangan yang berbeda dari sebelumnya.

Berdasarkan perspektif islam, menjadi pemimpin tidak boleh semerta-merta. Harus melalui proses yang panjang. Seperti proses pendidikan, proses pembelajaran. Bahkan pengalaman yang telah dilalui menjadi bagian dari pembentukan proses kepemimpinan itu.

“Menjadi pemimpin tidak bisa langsung sukses. Seorang pemimpin harus bisa merangkul seluruh elemen, namun juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan kreativitas dan prestasi,” ungkapnya.

Selain itu, seorang pemimpin tidak lepas dari pembiasaan diri dalam lingkungan. Salah satunya pemberian edukasi kepada lingkungan sekitar.

Itu yang diterapkan Rasulullah dalam mengambil hati masyarakat juga melalui pendekatan informal. Sejatinya, peran dan fungsi pemimpin adalah mempengaruhi orang lain untuk berbuat kebajikan.

“Itu salah satu proses edukasi dalam pembentukan dalam mempersiapkan seorang pemimpin,” tuturnya.

Di dalam islam, menjadi seorang pemimpin wajib menjalankan ketakwaan kepada Allah SWT. Pengertian takwa adalah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya. Ketakwaan ini menjadi pondasi dasar menjadi seorang pemimpin.

Dan dari segala macam urusan, yang harus diperhatikan oleh pemimpin adalah pentingnya musyawarah atau mufakat. “Musyawarah adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menciptakan keharmonisan dalam pimpinan,” ungkapnya.

Dengan musyawarah, seorang pemimpin dapat memahami serta mengerti kondisi lingkungan yang ia pimpin. Berdasarkan pengalamannya, salah satu kunci dalam membawa suatu instansi atau organisasi agar berkembang baik dan maju adalah menciptakan keharmonisan dan kebersamaan.

Pemimpin jangan sampai melakukan sesuatu yang dapat merugikan orang lain. “Pemimpin itu Role Model. Jangan sampai pemimpin seperti aji mumpung,” ucap pria yang juga Wakil Ketua Umum Forum Rektor Indonesia ini.

Di sisi lain, kata Prof Maskuri, status kepemimpinan merupakan amanah. Kepemimpinan Rasulullah yang bisa diterapkan pada zaman ini adalah berdimensi amanah, sabar saat menghadapi musibah serta bijaksana dan adil. “Kepemimpinan itu amanah Allah, jadi harus dijalankan dengan baik,” tegasnya. (mda/imm)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img