spot_img
Tuesday, May 14, 2024
spot_img

Migor Bikin Panik, Stok Menipis, Harga Meroket

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA- Ramai-ramai berburu minyak goreng (migor). Itu setelah pemerintah mencabut kebijakan harga eceran tertinggi (HET) migor. Stok di pasar mulai menipis, harganya kian meroket. (baca grafis di Koran Malang Posco Media)

Kondisi kontradiktif mulai tampak di Kota Malang. Di Avan Sawojajar, Kamis (17/3) kemarin terpantau masih tersedia migor kemasan.Yakni sekitar pukul 12.30 WIB. Pembeli pun langsung belanja.

Tak seberapa jauh dari Avan, yakni di Pasar Sawojajar justru sulit mendapat migor. Seorang pedagang Esty Rahayu menjelaskan, sudah sepekan tak punya stok. Toko lainnya mengalami masalah yang sama. Harga ecerannya pun belum diumumkan. Jadilah penjual dan pembeli sama-sama bingungnya.

Divisi Manager Hypermart Anugerah Zainul  menegaskan harga jual terakhir per Rabu (16/3) masih diangka Rp 14 ribu per liter. Namun kemarin stok kosong. “Terakhir ada kabar dari pusat akan dibandrol Rp 45 ribu per dua liternya,” kata dia.

Pemkot Malang memastikan segera melakukan beberapa upaya mengendalikan ketersediaan migor. Yakni menerjunkan tim pengendalian dan pemantauan harga. Upaya ini dikoordinasikan dengan Polri dan TNI.

Wali Kota Malang Drs H Sutiaji mengatakan pihaknya juga berupaya melaksanakan operasi pasar. Itu akan dilakukan setelah melakukan evaluasi dan pemantauan lapangan terlebih dahulu.

“Kami pantau hari ini tadi (kemarin) masih aman stoknya. Tapi memang saya khawatir ada panic buying meskipun harga minyak goreng naik,” jelas Sutiaji.

Pasalnya tidak jarang jika kondisi harga dan ketersediaan barang tidak stabil akan ada warga yang membeli berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan barang.

Apalagi tambah Sutiaji, Bulan Ramadan akan datang diikuti Lebaran. Maka permintaan atau daya beli kebutuhan pokok bakal meningkat.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, M Sailendra menjelaskan hingga kemarin pihaknya belum menemukan indikasi praktik penimbunan migor.

Ia juga telah memantau pendistribusian di lapangan dan update stok migor bersama tim Satgas Pangan yang telah dibentuk Polresta Malang Kota.

Di Pasar Kepanjen Kabupaten Malang, migor mulai sulit dicari. Utamanya migor curah. Sementara migor kemasan sederhana dan premium makin terbatas stoknya. Harga jual yang tinggi juga dikeluhkan masyarakat.

Saiful, salah satu pedagang sembako di Pasar Kepanjen mengaku sudah tidak menjual migor. Sejak kemarin ia memesan untuk stok pada distributor namun tak mendapatkannya.

Pria yang sudah 40 tahun berjualan di Pasar Kepanjen ini menyebut, harga migor kemasan sekarang Rp 24.000 hingga Rp 30.000 per liter. Sementara ia mengaku kesulitan mencari stok migor curah.

Mustofa pedagang sembako lainnya juga menyampaikan persoalan kelangkaan. Stok migor yang ia jual saat ini hanya dua karton. Hal itu karena distributor membatasi jatah tokonya. “Kami menjual ke konsumen seharga Rp 24.000 per liter. Itu pun untuk merk yang murah. Sesuai ketentuan distributor,” ujarnya.

Keterbatasan stok rupanya juga terjadi di sejumlah ritel modern. Salah satunya di Genengan Pakisaji. Stok dalam dua hari terakhir habis belum ada kiriman dari distributor. “Banyak pelanggan protes karena minyak sulit ditemui,” kata Meidalila, salah seorang pegawai Alfamart di Genengan Pakisaji.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang Agung Purwanto mengatakan pihaknya mengikuti perkembangan kebijakan pemerintah pusat.   

“Hasil pantauan sementara migor kemasan di toko modern tersedia cukup dengan harga sesuai mekanisme pasar. Sedangkan migor curah belum sepenuhnya tersedia karena masih penyesuaian kebijakan baru,” katanya.

Sementara itu Polres Malang dan Polsek Singosari melakukan pengecekan di distributor dan pengemasan migor di wilayah Singosari Kabupaten Malang. Kapolsek Singosari Kompol Achmad Robia mengatakan saat pengecekan di lapangan, pihaknya menemukan sejumlah fakta. Yakni kekosongan stok migor di distributor dan repacking. Kondisi tersebut karena belum ada kiriman dari produsen. Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik di lokasi berbeda meminta semua pihak berperan aktif mengatasi kelangkaan migor dengan tidak panic buying. “Laporkan kepada kami apabila ada penimbunan minyak goreng” ujarnya. 

Di Kota Batu, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan perdagangan (Diskoumdag) bekerjasama dengan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) atasi masalah.

“PPI akan mendistribusikan migor ke Kota Batu dalam kurun waktu seminggu ke depan. Sasaran yang akan kami tuju pedagang pracangan di pasar. Selama ini yang jadi sasaran baru retail modern,” jelas Kepala Diskoumdag Kota Batu Eko Suhartono.

Saat ini pihaknya sedang membentuk koordinator agar nantinya para pedagang tidak berebut ketika migor  didistribusikan. “Tugas koordinator mendata dan membagi rata harga minyak yang telah ditentukan harganya,” kata dia.

Terkait ketersediaan migor di Kota Batu, Eko mengaku masih aman hingga saat ini. Yang dikhawatirkan terjadi panic buying. Karena apabila terjadi dikhawatirkan membuat ketersediaan barang menipis secara drastis.

Untuk memastikan ketersediaan migor hingga Bulan Ramadan mendatang tetap aman, Eko secara berkala melakukan pengecekan di tempat-tempat distribusi. (nit/ica/tyo/ran/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img