Malang Posco Media – Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi ini turun 60 poin atau 0,37 persen menjadi Rp16.215 per dolar AS. Sedangkan saat penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.155 per dolar AS.
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo memastikan Bank Indonesia (BI) mengoptimalkan operasi moneter yang pro-market untuk mengendalikan inflasi dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini di tengah risiko terkait arah penurunan suku bunga global dan dinamika ketegangan geopolitik global.
“Untuk memperkuat respon kebijakan moneter dalam pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market,” katanya di Jakarta.
Untuk itu, BI terus mengoptimalkan berbagai instrumen moneter pro-market yang telah diterbitkan selama tahun 2023, yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Instrumen moneter yang pro-market itu berguna untuk memperkuat upaya pendalaman pasar uang dan aliran masuk modal asing ke dalam negeri sehingga mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah.
Hingga 23 April 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp393,66 triliun, 1,89 miliar dolar AS, dan 334 juta dolar AS.Penerbitan SRBI tersebut mendukung aliran masuk portfolio asing ke dalam negeri, tercermin dari kepemilikan nonresiden pada instrumen SRBI yang mencapai Rp71,55 triliun atau 18,18 persen dari total outstanding. (ntr/nug)