Libur telah tiba
Libur telah tiba
Hore! Hore! Hore! Hore!
Simpanlah tas dan bukumu
Lupakan keluh-kesahmu
Libur telah tiba
Libur telah tiba
Hatiku gembira
Lirik lagu yang sederhana, tapi penuh makna. Tentu sudah banyak yang familiar dengan lagu anak-anak ini. Dibawakan oleh Tasya, lirik lagunya sederhana. Ya itu saja dan diulang berkali-kali. Mudah dihafal oleh anak-anak yang memang tidak butuh hal-hal rumit. Apalagi urusan bersenang-senang.
Lagu yang dirilis pada 2 Februari 2000 tersebut seperti menjadi lagu wajib saat tiba libur sekolah. Seperti sekarang ini, anak-anak memasuki libur sekolah. Khususnya setelah menjalani ujian, mereka mendapat kesempatan libur sekolah, selama sekitar dua minggu.
Libur kali ini bertepatan juga dengan libur natal dan tahun baru. Tentu menjadi libur yang sangat ditunggu anak-anak bersama keluarganya. Sejenak melupakan segala kesibukan di sekolah. Untuk sementara waktu, menyimpan tas dan buku, seperti diingatkan Tasya.
Melupakan keluh dan kesah di sekolah. Liburan dengan banyak pilihan agenda bersama keluarga. Misal pulang kampung ke rumah kakek-nenek, jalan-jalan ke tempat wisata atau hanya menghabiskan waktu dengan bersantai di rumah saja, misal nonton film dan sebagainya.
Liburan memang telah tiba bagi anak-anak, meski belum tentu bagi orang tuanya. Tak sedikit, orang tua masih harus disibukkan ‘kejar setoran’. Apalagi di akhir tahun, tak sedikit banyak pekerjaan justru lebih sibuk, menyelesaikan berbagai laporan atau menyusun program baru.
Ya, kalau idealnya liburan bersama keluarga. Ada momen tanggal merah saat natal dan tahun baru. Bisa mengajak anak-anak wisata. Khususnya wisata di Malang Raya. Banyak pilihan wisata yang bisa dinikmati bersama keluarga, baik wisata alam maupun wisata buatan.
Kebetulan Malang menjadi salah satu destinasi favorit untuk wisata keluarga. Baik warga Malang sendiri maupun yang dari luar kota. Menyusul akses transportasi dari dan ke Malang terbuka lebar. Melalui transportasi darat maupun udara, semua siap beroperasi.
Diperkirakan puncak arus penumpang libur nataru ke Malang Raya pada hari Sabtu (23/12). Terbukti dari jalur udara, ada tambahan ekstra flight dari Garuda Indonesia dan Batik Air. Semula penerbangan reguler ada lima kali penerbangan, pada 23 Desember jadi tujuh kali.
Untuk Kota Malang, Dinas Perhubungan memperkirakan ada sebanyak 49 ribu kendaraan masuk ke Kota Malang. Diperkirakan terjadi setiap harinya selama libur nataru. Termasuk di Kabupaten Malang, Dinas Pariwisata sudah memperkirakan kenaikkan jumlah kunjungan selama libur nataru.
Apalagi di Kota Batu. Kota wisata ini bakal kebanjiran wisatawan di libur nataru. Diperkirakan jumlah volume kendaraan di Kota Batu akan meningkat dua kali lipat. Perkiraan kendaraan yang masuk ke Kota Batu saat libur nataru bisa mencapai 150 ribu kendaraan.
Maklum, Kota Batu memang menjadi jujugan wisatawan untuk berlibur. Hampir seluruh pengunjung datang dari daerah Jawa Timur bahkan juga dari luar Jatim, ingin menikmati indahnya Batu dengan berbagai wahana wisata yang ditawarkan.
Secara nasional, Kementerian Perhububungan suah memprediksi terjadinya lonjakan pergerakan masyarakat pada libur nataru kali ini. Hasil survei memprediksi pergerakan masyarakat pada masa libur nataru mencapai 107,63 juta atau naik 43 persen dari tahun lalu.
Survei menunjukkan alasan masyarakat bepergian pada musim libur nataru yang tertinggi adalah untuk liburan ke lokasi wisata 45,29 persen, kemudian libur pulang kampung 30,15 persen dan merayakan nataru di kampung halaman 18,98 persen.
Maka, pergi beriwisata adalah pilihan favorit saat libur telah tiba. Termasuk memilih liburan ke Malang. Bisa staycation di banyak pilihan hotel di Kota Malang sembari wisata kuliner, wisata alam di Kabupaten Malang atau menikmati berbagai wahana wisata menarik di Kota Batu.
Satu hal yang menjadi catatan saya untuk wisata di Malang adalah kesiapan wisatawan menghadapi tantangan menuju lokasi wisata. Tantangan utama adalah harus siap menghadapi kemacetan. Seperti di wilayah Karangploso Kabupaten Malang jadi langganan macet.
Akses menuju Kota Batu ini kerap dikeluhkan. Jangankan di musim liburan seperti sekarang, pada awal Desember lalu, saya harus ekstra sabar menuju Batu melalui Karangploso. Begitu juga saat arah kembali ke Kota Malang, macet lagi mulai Dau, Landungsari, Tlogomas hingga Sumbersari.
Volume kendaraan yang bertambah, tak sebanding dengan lebar jalan dan juga adanya persimpangan yang padat kendaraan keluar masuk. Begitulah di setiap waktu liburan, menghadapi macet. Ibarat bermacet-macet dahulu, bersenang-senang kemudian.
Tantangan lain di wilayah Kabupaten Malang adalah jalan rusak. Seperti saat tim Malang Posco Media ingin menikmati pantai Balekambang, terpaksa memutar lewat Turen, menuju Sumbermanjing Wetan hingga masuk daerah Sendang Biru, lalu ke arah Balekambang.
Penyababnya, jalur ke Balembang lewat Bantur sudah rusak parah. Potensi merusak mobil dan rawan kecelakaan, memaksa kami harus memutar. Rekomendasi pengelola wisata Balekambang, memang sebaiknya lewat Turen daripada Bantur, dengan kondisi jalan yang rusak.
Lebih jauh, namun relatif lebih aman. Kecuali memang ingin menikmati offroad di jalur Bantur, bisa dicoba. Jadi tantangan tersendiri. Sekali lagi untuk wisata di Kawasan pantai selatan Kabupaten Malang ini, kita harus bersakit-sekit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Begitu juga tantangan untuk wisata di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melalui Poncokusumo Kabupaten Malang. Jalannya memang sudah beraspal, dan sebagian ruas juga sudah dilakukan pelebaran jalan. Namun masih ada sebagian jalur yang sempit untuk papasan.
Apalagi saat padat pengunjung, mobil pribadi berpapasan dengan mobil jeep, harus ekstra hati-hati. Kondisi jalan menanjak, tentu dibutuhkan sopir yang benar-benar berpengalaman di jalur ini. Khususnya saat jalan sore atau malam, tantangannya luar biasa. Minim penerangan.
Tentu bagi wisatawan inginnya menikmati wisata tanpa celaka. Bahkan saat pergi wisata bersama keluarga, inginnya bersenang-senang tak hanya saat sampai di lokasi wisata. Namun selama perjalanan, saat berangkat dan pulang, bisa bergembira hati. Menikmati liburan.
Hanya membayangkan, jalur-jalur wisata favorit itu minim ‘tantangan’, betapa lebih menyenangkannya. Datang dan pulang wisata, tanpa bersusah payah kena macet. Begitu juga menikmati indahnya pantai selatan atau Bromo, bisa lebih nyaman dan aman. Bukan justru stres karena wisata. (*)