MALANG POSCO MEDIA- MALANG- Wali Kota Malang Drs H Sutiaji menyebut pengusaha terkemuka di dunia asal Tiongkok, Jack Ma tertarik dengan Malang Creative Center (MCC). Ini dijelaskan Sutiaji, di sela keterangan pers Malang One Zero Nine, Jumat (27/5) lalu.
Sutiaji menyampaikan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Tiongkok yang menjalin komunikasi dengan Pemkot Malang mengatakan pengusaha besar itu tertarik menanamkan investasinya di MCC.
“Pak Dubes Indonesia untuk Tiongkok telah melakukan survei, dan harapannya nanti Jack Ma bersama Alibaba akan mengunjungi MCC,” jelas Sutiaji.
Ia menyambut kabar baik tersebut dan berharap ada kerjasama antara Pemerintah Kota Malang dengan perusahaan Jack Ma. Yang nantinya akan ditujukan untuk bisa menggerakkan pelaku ekonomi kreatif di Jawa Timur, terlebih untuk bisa go internasional.
Dalam waktu dekat ini juga diharapkan perwakilan dari Dubes Tiongkok untuk Indonesia itu dapat menjembatani kerjasama ini dan menghidupkan ekonomi kreatif di Indonesia.
“Memang, belum ada kepastian mengenai waktunya, karena saat ini masih dalam tahap survei,” tegas Sutiaji.
Gedung MCC dibangun oleh Pemerintah Kota Malang pada pertengahan tahun 2021 dan selesai pada tahun 2022. Lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani, Blimbing, Kota Malang.
Pemkot Malang juga berkolaborasi dan mengundang para pelaku ekonomi kreatif (EKRAF) untuk berkarya di MCC. Gedung ini menjadi tempat berbagai kegiatan kreatif seperti pemutaran film, bedah buku, pertemuan penulis dan pengusaha, serta dukungan bagi UMKM.
MCC juga digunakan oleh berbagai komunitas untuk mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Gedung ini juga menjadi tempat pertemuan berbagai profesi untuk membangun usaha, baik di dunia kerja, dunia usaha, maupun dunia industri.
Terlebih lagi, MCC sebagai gedung yang menjadi kebanggaan masyarakat Malang juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik. Gedung ini memiliki lantai delapan dan dilengkapi dengan ruang pameran, kafe, ruang kerja bersama, ruang workshop, teater, dan lain-lain.
Gedung MCC dibangun untuk menampung 17 sub-sektor ekonomi kreatif, antara lain film, arsitektur, fotografi, kriya, kuliner, seni rupa, desain produk, fashion, aplikasi game, musik, desain komunikasi visual, dan penerbitan. (ica/aim)