MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof. Dr. Maskuri, M.Si selaku Ketua Umum Asosiasi Pascasarjana Agama Islam Swasta Indonesia (APAISI) memimpin rombongan Pimpinan Pascasarjana yang tergabung dalam APAISI ke Malaysia dan Thailand.
Di Kementerian Pendidikan Malaysia, Prof Maskuri yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) terpilih banyak melakukan diskusi dengan Prof. Azam dari Education Malaysia yang memiliki pengalaman mengembangkan pendidikan tinggi Malaysia ke best 100 world ranking. Seperti Universitas Kebangsaan yang menempati rangking 35 dunia.
“Banyak hal yang kami diskusikan. Diantaranya tentang pentingnya kerjasama pendidikan, pengabdian masyarakat melalui MBKM menuju World University Ranking,” ucap Prof Maskuri, Selasa (23/4) kemarin.
Kegiatan ini berlangsung mulai 22 sampai 25 April 2024 mendatang. Turut serta dalam rombongan Prof Imron Arifin Sekretaris Jenderal APAISI, Prof. M. Mas’ud Said, Direktur Pascasarjana Unisma dan Dr. Imam Karimullah kepala KUI Unisma. Rombongan ini menyertai 10 Pascasarjana termasuk Pascasarjana Unisma Malang.
Sementara itu, Prof Azam juga berharap kedua negara melakukan program international mobility yang dikuatkan agar bisa masuk ke ranah World Class University. Sehingga University to University Indonesia – Malaysia lebih bagus lagi. “Kami bersepakat untuk menguatkan jejaring ini sampai ada pengiriman dosen, peneliti dan kerjasama pengajaran,” katanya.
Melalui kerjasama ini, mahasiswa pascasarjana bisa melakukan pengabdian internasional dengan memiliki visa khusus yang berlaku enam bulan. Kedua belah pihak sepakat mendorong untuk MoU bisa dilakukan antar rektor. Sehingga Indonesia dan Malaysia dapat berkibar pada level dunia.
Kunjungan ini juga diikuti oleh perwakilan dari Universitas Negeri Malang, Rektor UNU Mataram NTB, perwakilan Univ Tribhakti Kediri, Univ. Al Qolam Malang, Univ Islam Jakarta, IAI Ibrahimy Banyuwangi, Institute Pertanian STIPER Yogyakarta, Institute Keislaman A Nuqoiyah Guluk guluk, Univ Al Amin Prenduan Madura dan PPS yang tergabung dalam APAISI.
Kunjungan kali ini juga meliputi beberapa tempat penting yaitu Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia, Pesantren An Nahdhoh di daerah Tanjung Sepat Selangor yang berdiri sejak 2019, dan sanggar pendidikan yang merupakan binaan Muslimat PCI NU Malaysia.
Di Pesantren An Nahdhoh rombongan berkesempatan untuk audiensi dan wawancara kepada anak didik yang berjumlah sekitar 45 orang usia rata rata 16-20 tahun. Rombongan juga bertemu Mimin Mintarsih Ketua PCI Muslimat NU Malaysia, yang banyak membina anak-anak untuk mendapatkan pendidikan non formal di negeri seberang. “Kami ikut memikirkan bagaimana solusi legalitas lembaga dan personal yang banyak menjadi atensi KBRI dan keluarga pekerja migran di Malaysia,” pungkas Prof Maskuri. (imm)