MALANG POSCO MEDIA- Selain saling skak, debat cawapres, Minggu (21/1) tadi malam menelanjangi program Food Estate. Bahkan program Prabowo Subianto itu bakal dihentikan Muhaimin Iskandar.
Dalam penyampaian visi dan misi di debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 03, Mahfud MD mengatakan, program food estate gagal. Hal itu ia sampaikan saat debat cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Minggu (21/1) tadi malam.
Diketahui, Food Estate adalah konsep pengembangan pangan terintegrasi yang meliputi pertanian, perkebunan, dan peternakan di sebuah kawasan. Program ini termasuk salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.
Menurut Mahfud, dalam proyek Food Estate, pemerintah tak terlihat melakukan langkah-langkah untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Maka kami punya program petani, di laut jaya, nelayan sejahtera. jangan seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan, yang bener aja, rugi dong kita,” kata Mahfud Md.
Calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar lebih keras lagi. Ia menyebut akan menghentikan program food estate. “Ini harus dihentikan,” tegasnya.
Dia merasa prihatin karena program upaya pengadaan pangan masyarakat itu diduga mengabaikan petani, meninggalkan masyarakat adat, menghasilkan konflik agraria, bahkan merusak lingkungan.
Sebelumnya, calon presiden Anies Baswedan juga mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih bagus untuk petani daripada diberikan kepada korporasi atau perusahaan swasta untuk membangun lumbung pangan (food estate).
“Alokasi anggaran melalui subsidi pupuk dan solar lebih penting untuk petani sehingga bisa bermanfaat langsung oleh mereka dalam mengelola lahan pertanian,” kata Anies di Gorontalo, Senin (8/1).
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu juga menyoroti tentang deforestasi ratusan hektare yang merusak kelestarian lingkungan akibat program food estate yang digagas oleh Kementerian Pertahanan. Namun, justru tidak membawa manfaat untuk petani atau masyarakat hingga saat ini.
Sementara itu Mahfud MD terlihat terpancing emosi saat memperdebatkan makna dan tantangan green inflation. Hal ini terjadi saat menanggapi pertanyaan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
Peristiwa ini bermula saat Gibran menanyakan mengenai tantangan Green Inflation dalam kaitan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Gibran melemparkan pertanyaan dengan menayakan pendapat Mahfud MD mengenai green inflation.
Namun Gibran sempat ditegur karena tidak menerangkan mengenai terminologi green inflation.
Putra Jokowi ini pun mengungkapkan jika ia sengaja tidak menyebutkan pengertian inflasi hijau ke Mahfud karena dianggap telah memahaminya sebagai seorang profesor.
Mahfud kemudian berusaha menjelaskan dengan menyamakan inflasi hijau dan ekonomi hijau.
“Itu adalah ekonomi circular ya, di mana sebuah proses pemanfaatan produk ekonomi pangan atau apa produksi apapun diproduksi kemudian dimanfaatkan di recycle bukan dibuat jadi bukan barang itu lalu dibiarkan mengganggu ekologi,” jelas Mahfud MD.
“Sehingga sebenarnya ekonomi sekuler itu sudah menjadi kesadaran masyarakat itu kalau untuk mengatasi inflasi itu tentu yang paling gampang banget kebijakan-kebijakan diatur saja di sini kan harus ada data,”ucapnya kemudian.
“Saya punya cerita kalau bicara soal recycle seperti ekologi hijau saya merasa berbangga sebagai orang Madura karena orang Madura itu yang pertama dulu mempelopori ekonomi hijau ekonomis karena orang Madura itu tuh yang memunguti sampah-sampah mengutip plastik-plastik,” terang Mahfud MD kemudian.
“Kebijakannya harus begini kecenderungannya di sini begini kebijakannya. Nah itulah yang kita pahami tentang ekonomi hijau, ya inflasi hijau,” sambung mantan Ketua MK ini.
Namun setelah menjawab itu, Gibran kembali bergimik dengan mengungkapkan jika ia tidak menemukan jawaban dari Mahfud MD.
“Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud Saya nyari-nyari, di mana ini jawabannya kok nggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau,” sambungnya.
“Kita kasih contoh yang simpel aja demo rompi kuning kita antisipasi jangan sampai terjadi di Indonesia kita belajar dari negara maju. Negara maju aja masih ada tantangan-tantangannya intinya transisi menuju energi itu harus super hati-hati jangan sampai malah membebankan yang mahal proses transisi yang mahal ini kepada masyarakat pada rakyat kecil itu maksud saya inflasi hijau,” sambung Gibran.
Mendapatkan penjelasan ini, Mahfud kemudian mengungkapkan jika jawaban Gibran ialah sebuah karangan belaka.
“Jawaban ngawur semua Ngarang-ngarang ndak karuan mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak ada gitu ya,” ucapnya.
Mahfud MD pun mengungkapkan jika pertanyaan tersebut ialah pertanyaan yang sangat receh.
“Kalau bertanya yang kayak gitu-gitu tuh recehan recehan Oleh sebab itu itu tidak layak dijawab menurut saya. Oleh sebab itu saya kembalikan saya juga moderator ini tidak layak dijawab pertanyaan kayak gini nggak ada yang jawabannya terima kasih,” ujar Mahfud dengan nada kesalnya. (ntr/sua/van)