spot_img
Wednesday, May 8, 2024
spot_img

Gelar Sarasehan, Pelaku Pariwisata Batu Ungkapkan “Uneg-Uneg”

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, BATU – Batu Guide Community (BCG) menggelar sarasehan dengan tema ‘Evaluasi Kebijakan Pariwisata’. Acara tersebut berlangsung di Buah Tangan Resto pada Sabtu (6/4)

Turut hadir dalam agenda tersebut  Dinas Pariwisata Kota (Disparta) Batu, Dinas Perhubungan (Dishub) Batu, sejumlah Stakeholder Pariwisata, antara lain Forum Desa Wisata (Fordewi), Batu Professional Tourism Association (BAPTA) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia ( DPC HPI) Batu. Hadir pula Paguyuban Wisata Petik Apel Batu, Ketua Paguyuban PKL Alun- Alun Batu dan sejumlah pelaku wisata Oleh-oleh, Operator outbound, Obyek Wisata, Biro perjalanan dan lain sebagainya.

Dewan Pembina BGC, Ilham Adilia menjelaskan pada sarasehan yang sudah di gelar ke- 7 kalinya senantiasa mengundang stakeholder pariwisata dan pelaku pariwisata se-Kota Batu. Itu menjadi kesempatan bagi peserta dalam menyampaikan aspirasi, kritik, keluhan serta masukan terkait kebijakan pemerintah terhadap Pariwisata di Kota Batu.

“Hasil dari sarasehan ini nantinya akan menjadi nota rekomendasi untuk kebijakan kepariwisataan yang ada di Kota Batu, karena hubungannya dengan RPJMD untuk 25 tahun ke depan,” terangnya. 

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Disparta Kota Batu, Dwi Nova Andriany mengatakan, dalam kegiatan pemasaran Pariwisata Kota Batu, pihaknya menerapkan sistem cluster, antara lain sistem nasional. Ada sekitar 70- event dengan skala nasional yang 50 persen anggarannya berasal dari Dinas Pariwisata Kota Batu, bersinergi dengan pelaku pariwisata kota Batu. 

“Akan ada Expo untuk sarana promosi dan pemasaran pariwisata yang ada di Kota Batu. Meskipun kami juga terbatas dalam hal anggaran, sehingga belum banyak ajang pameran serta event internasional yang bisa diikuti,” imbuhnya.

Ia berharap untuk ke depannya lebih banyak lagi event-event pameran yang bisa dilakukan langsung dengan pihak pelaku pariwisata serta diikuti langsung oleh pelaku pariwisata yang lainnya.

Sementara itu, para pelaku pariwisata juga turut ambil suara terkait dengan keadaan pariwisata di Kota Batu saat ini. Dari Ketua PKL Alun-alun Kota Batu, Puspita Herdisary misalnya. Ia berharap apapun kebijakan yang dibuat dapat menguntungkan banyak pihak.

“Salah satu kebijakan yang merugikan PKL salah satunya ya adanya larangan bus parkir di alun-alun. Ini menurunkan pendapatan sekitar 80 persen. Alun-alun Kota Batu sudah tidak jadi tujuan wisata favorit lagi. Sejak wahana Ferris wheel mati, itu cukup mempengaruhi minat orang datang ke Alun-alun Batu,” jelasnya.

Sedangkan Ketua Asosiasi Wisata Petik Apel Kota Batu, Arohman Mustofa menyampaikan harapannya agar pemerintah tidak mudah memberikan izin alih lahan pertanian wisata menjadi lahan akomodasi. Pasalnya, lahan apel saat ini kian terbatas. 

 “Lahan pertanian apel sudah sangat berkurang, dibawah seribu hektar. Selain itu tidak ada kesepakatan harga maupun standar pelayanan wisata dan kebun apel yang dijadikan pariwisata. Ditambah saat ini wisata petik apel juga ada intervensi dari pihak non wisata yang akhirnya merusak harga pasaran,”tandasnya. (adm/aim)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img