spot_img
Friday, April 26, 2024
spot_img

Malang Creative Center

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Keberanian mengeksekusi ide dengan baik adalah salah satu indikator kesuksesan. Fakta bahwa Malang Creative Center (MCC) sudah terbangun megah dan siap diresmikan selanjutnya difungsikan pada 2023 adalah bukti bahwa Wali Kota Malang Sutiaji benar-benar memiliki visi kemajuan ekonomi kreatif di masa depan.

Betapa tidak, di tengah kondisi pemulihan ekonomi pascacovid-19 dan pro kontra masyarakat, namun MCC tetap running. Bahkan bangunan delapan lantai itu kini sudah berdiri megah. Mengubah wajah jalan protokol Kota Malang menjadi pusat perhatian baru. Harus diakui pembangunan MCC terbilang sangat cepat, tidak molor dan hasilnya keren.

Keinginan besar Walikota agar Malang menjadi pusat kota kreatif tingkat nasional berusaha diwujudkan dengan serius. MCC diharapkan tidak hanya mewadahi UMKM tapi menjadi pusat kreativitas dan pengembangan ekonomi Kota Malang. Karena itulah MCC benar benar digenjot habis-habisan pembangunannya oleh walikota agar segera tuntas dan segera bisa dioperasionalkan sesuai dengan tujuannya.

Kepada Malang Posco Media (4/11), Pemkot Malang melalui Dinas Koperasi dan Perdagangan (Diskopindag) mengusulkan anggaran Rp 12 Miliar. Anggaran sebesar itu untuk mengaktifkan dan pengelolaan MCC tahun 2023. Wali Kota Malang Drs H Sutiaji menjelaskan usulan alokasi anggaran ini diperuntukkan menjadi dua. Pertama dialokasikan untuk operasional dan aktivasi MCC. Kedua kebutuhan supporting system. Untuk operasional dan aktivasi dianggarkan Rp 8 miliar, dan untuk kebutuhan supporting system Rp 4 miliar. Aktivasi MCC difokuskan pada pemenuhan kebutuhan pelaku UMKM atau ekonomi kreatif yang akan masuk di dalamnya. Wali Kota Sutiaji menginginkan MCC sudah bisa dimanfaatkan awal tahun 2023.

Kadiskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi menjelaskan operasional dan aktivasi MCC memang dialokasikan di dinasnya sebesar Rp 8 miliar. Anggaran ini untuk pembiayaan tenaga operasional. Seperti tenaga administrasi, penjaga, satpam dan lain-lainnya.

Sementara alokasi sebesar Rp 4 miliar diperuntukkan untuk supporting system. Itu untuk delapan item penunjang MCC agar bisa beroperasi tahun depan. Yakni pembentukan rumah kurasi, event kreatif dan berbagai gelaran digiatkan untuk menarik perhatian dan menghidupkan suasana MCC.

Tidak hanya itu supporting system MCC ini juga akan berwujud workshop teknis industri kreatif, pengembangan industri hijau, pengembangan produk industri yang juga akan dimasukkan di MCC, dan penguatan kelembagaan Industri Kecil Menengah (IKM).

Kini saatnya masyarakat Kota Malang menanti bagaimana cita cita Wali Kota Malang Sutiaji bisa benar-benar berjalan dengan mulus. MCC bisa menjadi pusat ekonomi kreatif yang menunjang perkembangan perekonomian Kota Malang yang berimbas pada perekonomian Malang Raya dan Nasional.

Masyarakat tidak berharap, gedung MCC yang dibangun dengan biaya puluhan miliar itu nantinya justru menjadi beban bagi Kota Malang. Sebab bukan hanya dinantikan manfaat dan fungsinya, operasional MCC juga butuh biaya besar. Bahkan disebutkan biaya operasional bisa mencapat Rp 6 miliar per bulan.

Karena itulah, butuh leader yang benar-benar kompeten untuk mengelola MCC ke depannya. Karena mengelola MCC dengan delapan lantai tentu butuh manajemen gedung yang profesional. Manajemen yang benar-benar menguasai bagaimana menjadikan MCC menjadi tempat yang bisa hidup, berkembang dan moncer dengan kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif di masa depan.

Menurut beberapa literasi manajemen mall, ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar sebuah mall menarik perhatian masyarakat. Menurut Nadine Beddington (Design for shopping center, 1982) ada tiga unsur penting dalam menentukan kualitas pusat perbelanjaan, yaitu: Hardware, Software dan Brainware.

Hardware meliputi aksesibilitas dan arsitektur. Software meliputi fasilitas penunjang kenyamanan dan kemudahan pengunjung. Di antaranya kapasitas parkir, pendingin ruangan, listrik dan generator, lift dan ekskalator, toilet, bank atau ATM. Selanjutnya fasilitas penunjang keramaian dan kekuatan daya Tarik penyewa utama (anchor tenant). Brainware adalah salah satu sarana pendukung keberhasilan suatu toko dalam menghadapi persaingan usaha. Pada dasarnya brainware mempunyai fungsi untuk memberitahu konsumen agar membeli barang yang ditawarkan. Pengelola suatu perbelanjaan harus berusaha menggunakan brainware yang dapat mendukung dan memperkuat image usahanya. Ada tiga brainware, yaitu: pertama, Manajemen pengelola gedung, seperti misi manajemen dan budaya perusanaan, manajemen property dan maintenance, pelayanan dan staf ahli, pengalaman, dan hubungan dengan penyewa. Kedua, Mutu penunjang kenyamanan pengunjung, seperti keamanan, kebersihan, parkir yang terorganisir dengan baik. Ketiga, Promosi dan publikasi seperti program promosi gedung, kualitas dari kegiatan pameran dan acara besar.

MCC sudah siap beroperasi. Semoga ke depan MCC menjadi pusat keramaian ekonomi kreatif baru. Menjadi barometer bisnis kreatif yang menjanjikan di masa depan. Bila MCC bisa terbangun megah, idealnya Pasar Blimbing yang merana di belakangnya juga bisa dibangun dengan lebih indah dan memesona.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img