spot_img
Tuesday, May 14, 2024
spot_img

Pastikan Hewan Kurban Sehat dan Layak Konsumsi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pelaksanaan kurban di Hari Raya Iduladha 1443 H ini beriringan dengan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang masih mengkhawatirkan. Untuk memastikan keamanan dan kelayakan hewan ternak untuk pelaksanaan kurban, di Kabupaten Malang diberlakukan syarat wajib penyertaan surat keterangan sehat. Selain itu hewan ternak juga dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Menyusul adanya wabah PMK, animo warga untuk berkurban bisa dikatakan naik turun. Di antaranya penurunan kurban karena warga ragu dan memilih tidak berkurban. Seperti di desa Mulyoagung Kecamatan Dau.

Ketua Takmir Masjid Baitul Muttaqin Dusun Dermo Desa Mulyoagung Kecamatan Dau, Abdul Kholiq mengatakan jumlah hewan kurban di hari raya IdulAdha kali ini menurun. Padahal, pihaknya sudah berupaya melakukan penawaran kepada masyarakat yang biasa berkurban setiap tahunnya.

“Kalau saat ini kondisinya menurun. Animo dari masyarakat untuk berkurban agak berkurang. Sebelum-sebelumnya jumlah sapi berkisar lima ekor keatas. Tahun ini hanya tiga,” kata Abdul Kholiq saat ditemui di sela bertugas menjadi panitia kurban, Minggu (10/7).

Pihak takmir sudah menyampaikan bahwa sapi dan kambing untuk kurban dalam kondisi sehat. Surat keterangan sehat juga sudah dikantongi baik dari peternak hingga dari rekomendasi Muspika Kecamatan secara kolektif untuk tiga ekor sapi. “Ada petugas di setiap kecamatan. Rekomendasi didapat setelah memenuhi semua syarat oleh takmir,” tambahnya.

Kepala Desa Mulyoagung, Suheri mengatakan wabah PMK yang terjadi tidak terlalu berpengaruh terhadap pelaksanaan kurban. Hal ini di karenakan kasus PMK yang terjadi tidak seperti di daerah lain yang sudah menjadi zona merah. Sebagian warga, ujar Suheri, juga beralih kurban kambing.

“Tidak begitu berpengaruh, karena kasus PMK tidak seperti di daerah lain. Ada yang turun jumlah sapi dan beralih ke kambing. Ada juga yang malah bertambah. Kalau dirata-rata masih sama dengan tahun lalu,” jelas Suheri.

Sementara, di Masjid Darussalam Landungsari Dau, panitia dibantu mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. Hewan kurban dilakukan pemeriksaan sebelum disembelih dan pemeriksaan pada daging kurban setelah dipilah.

“Cenderung meningkat sedikit dibandingkan saat pandemi. Ada empat sapi dan 13 kambing. Kami dibantu untuk pemeriksaan hewan dan daging dari mahasiswa,” kata Lana Bayu, Ketua Panitia Kurban Masjid Darussalam. Ia juga mengatakan, proses pembersihan hewan juga berubah, yang sebelumnya dilakukan di sungai kini sisa pembersihan harus ditimbun.

Proses pengecekan di Masjid Darussalam Landungsari dilakukan untuk memastikan bebas PMK dan penyakit lain. Muhammad Fahmi Al-Rasyid mahasiswa yang bertugas dalam pemeriksaan mengatakan proses pengecekan dua kali, yakni sebelum disembelih dan sesudah. “Jadi dilihat sebelum disembelih apakah ada indikasi infeksi penyakit atau abnormalitas. Juga dari kotorannya apakah ada infeksi parasit. Setelah disembelih bagian dalam di apa ada infeksi parasit dan bakteri,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Eko Wahyu Widodo mengatakan pengawasan dan pemeriksaan dilakukan tim dokter dan dibantu mahasiswa untuk identifikasi PMK atau penyakit lain di Kabupaten Malang. “Titik sebar petugas di semua wilayah yang dikoordinatori dokter hewan,” tutur Eko.

Ia menyebut penyembelihan memang diperkenankan dilakukan di masjid asal sesuai imbauan, tidak harus di RPH. “Masih terus dilakukan pemantauan sampai hari Senin (11/7),” tambahnya. (tyo/ggs)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img