MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Perkara Tragedi Kanjuruhan, kembali datangi Stadion Kanjuruhan Kepanjen. Perwakilan TGIPF Letjen TNI (Purn) Doni Monardo melakukan inspeksi dan investasi langsung Stadion Kanjuruhan, Jumat (7/10) sore.
Dalam kesempatan itu, mantan kepala BNPB itu mendapatkan beberapa bukti tambahan. Doni melakukan inspeksi ini untuk menindaklanjuti penetapan tersangka kasus Tragedi Kanjuruhan oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Kamis (6/10) kemarin.
“Bersama dengan tim, kami mulai melakukan kegiatan untuk mengumpulkan fakta. Sejak tiga hari lalu, saya sudah di Malang. Kami di sini mencari sejumlah temuan-temuan sampai menjelang Magrib ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa TGIPF akan mencari bukti dan fakta sebanyak mungkin. Hal itu untuk mendukung proses pengusutan, sehingga perkara ini bisa segera terpecahkan.
“Intinya kami ingin mencari sebanyak mungkin bukti-bukti yang mengarah pada terjadinya kematian. Karena kita semua tahu berawal dari kematian inilah, tragedi tersebut. Dan kami berusaha mendapatkan data-data pendukung,” jelasnya.
Disinggung terkait adanya rekaman CCTV di pintu gerbang stadion saat tragedi, pihaknya mengaku masih mengumpulkan data. Sehingga dua hari ke depan, pihak TGIPF sudah mengantongi data dan informasi yang akurat.
“Untuk CCTV kebetulan Kadispora Kabupaten Malang yang bertanggungjawab. Saat ini kami masih belum bisa memberikan kesimpulan,” jelasnya.
Dan dalam kesempatan itu, Doni menjelaskan berfokus mengecek pintu yang tertutup saat tragedi terjadi. Yakni di gate 12 dan 13, yang juga menjadi titik tempat banyak jatuhnya korban.
“Kami hanya melakukan pemeriksaan kepada seluruh pintu yang ada. Ternyata kami belum bisa dibantu oleh petugas yang saat Sabtu, (1/10) lalu bertugas di pintu-pintu tersebut. Jadi masih butuh waktu untuk mendapatkan informasi dari panitia yang terlibat dalam pengamanan pintu,” tandasnya.
Menambahkan hal tersebut, dokter yang membantu TGIPF, dr. Bobby Prabowo masih akan menunggu arahan pakar. Dan akan menyerahkan proses visum atau autopsi para korban kepada pihak kepolisian yang berwenang melakukan hal tersebut.
“Saya rasa kalau untuk visum dan autopsi dari pihak kepolisian. Kami dari dinas kesehatan akan membantu tim yang diketuai oleh pak Doni Monardo, untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Serta membantu mencari sebab dari peristiwa ini,” pungkasnya. (rex/jon)