spot_img
Tuesday, April 30, 2024
spot_img

Pentingnya Pelajaran Budi Pekerti

Berita Lainnya

Berita Terbaru

“Dalam menerapkan nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan sering terjadi benturan-benturan nilai dan norma-norma yang kita rasakan. Apa yang dahulu kita anggap benar mungkin sekarang sudah menjadi suatu yang lumrah. Misalnya hubungan pacaran, masalah politik, masalah hak azazi manusia, dan sebagainya.’’(Diyan Mutyah, Kuliah Budi Pekerti, 2022).

Secara umum budi pekerti adalah moral yang baik dalam menjalankan kehidupan. Budi pekerti adalah induk dari setiap etika. Budi pekerti pertama ditanamkan dari orang tua lalu dari sekolah dan tentu saja dari masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.

Pendidikan di Indonesia saat ini sangat kehausan akan budi pekerti, karena pada dasarnya budi pekerti yaitu induk moral dari setiap etika. Apalagi dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan budaya luar ke Indoensia membawa dampak negatif bagi siswa siswi di Indonesia.

Masalah pertama yang terjadi saat ini adalah kurangnya moral budi pekerti, siswa siswi Indonesia menjadi kurang respek dengan pendidikan. Banyak siswa yang suka bolos dalam beberapa mata pelajaran yang mereka tidak sukai. Mereka juga cenderung tidak menghormati guru.

Setiap guru mengajar, ada beberapa siswa malah asik berbincang dengan teman sebangkunya, ada yang asik memainkan smartphonenya, dan ada yang asik tertidur pulas. Sehingga kondisi kelas kurang kondusif dan sistem belajar mengajar kurang efektif.

Masalah kedua adalah pergaulan bebas di kalangan pelajar. Seberat apapun peraturan dan secanggih apapun keamanan di sekolah, faktanya masih banyak siswa melakukan tindakan menyimpang. Contoh banyak siswa yang masih berani dan sempat-sempatnya merokok di sekolah saat jam pelajaran berlangsung maupun saat istirahat.

Seperti sudah tidak ada rasa takut lagi dan tak menghormati peraturan dan tata tertib di sekolah. Ironisnya banyak siswa yang justru melanggar peraturan sekolah hanya sebagai gaya hidup yang keren. Sikap dan perilaku mereka terpengaruh media sosial dan ingin dapat perhatian dari lingkungan sekitar.

Menurut penulis, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah mendesak pemerintah atau sekolah mengadakan dan mengembalikan kembali mata pelajaran budi pekerti di kurikulum sekolah. Budi pekerti harus tertanam kuat pada siswa siswi dari sekarang agar tidak berdampak lebih parah lagi kualitas siswa siswi Indonesia di masa depan. Karena masyarakat Indonesia terkenal dengan masyarakat yang ramah, sopan, dan bergotong royong.

Pentingnya menanamkan kembali nilai-nilai budi pekerti ke siswa siswi karena nasib negara di masa depan ada di tangan mereka. Budi pekerti tidak cukup hanya ditanamkan di lingkungan keluarga, melainkan juga harus ditanamkan di sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan.     Apalagi tak semua siswa memiliki orang tua yang selalu ada di rumah yang bisa bertemu anaknya setiap hari. Satu-satunya adalah dari sekolah buatlah lingkungan, dan sistem belajar sekolah senyaman mungkin bagi siswa-siswi. Harapannya siswa siswi Indonesia menjadi generas emas masa depan yang tangguh, pemikirannya luas, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia serta memberi manfaat bagi lingkungannya.  

Budi Pekerti

Dalam penerapan kehidupan di sekolah, cara yang bisa dilakukan adalah menanamkan dan membiasakan budi pekerti kepada para siswa-siswi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan watak.           Penerapan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari memberikan pengaruh positif bagi lingkungan, termasuk di lingkungan sekolah. Ketika setiap individu menunjukkan perilaku baik maka orang lain juga akan menilai orang tersebut sebagai orang yang baik. Begitu juga dengan siswa di sekolah. Bila siswa menunjukkan perilaku baik di lingkungan sekolah, maka guru, siswa lain juga akan menilai siswa tersebut berperilaku baik.

Perilaku yang baik ini bisa ditunjukkan melalui kebiasaan yang sederhana. Misalnya dengan bersikap sopan, membiasakan diri dengan senyum dan sapa atau sering menggunakan kata tolong, maaf dan terima kasih. Dengan kebiasaan yang baik, pastinya dalam sebuah lingkungan akan merasakan dampak yang baik pula.        Adapun contoh lain dari penerapan budi pekerti antara lain: Pertama, Menanamkan nilai moral sejak dini kepada kaum muda. Kedua, Meningkatkan sumber daya manusia dengan watak yang mulia. Ketiga, Meningkatkan kesadaran remaja dan siswa mengenai pembentukan karakter yang positif.

Moral dan Etika

Moral adalah sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai kemutlakan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.

Dra Nurul Zuriah, M.Si dalam bukunya berjudul Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan (2007) menjelaskan moral adalah perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik. Begitu juga sebaliknya.

Nilai-nilai etika dan moral harus diketahui oleh seluruh pelajar atau siswa di penjuru dunia. Nilai-nilai tersebut di antaranya: Religiusitas, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, kerja keras, kreatif, dan demokratis. Manfaat moral untuk memotivasi manusia dalam bertindak dan berbuat baik yang didasari dan dilandasi oleh kewajiban mempertimbangkan semua tindakan yang akan dilakukan.          

Sedangkan manfaat etika dapat membantu pendirian kita dalam berbagai macam pandangan. Etika dan moral sangatlah penting bagi kalangan siswa dan bahkan masyarakat pada umumnya. Namun, kenyataannya banyak yang menyepelekan. Termasuk kalangan siswa dan pelajar di lingkungan sekolah.

Oleh sebab itu, nilai-nilai etika dan moral harus ditanamkan dalam diri kita masing-masing, baik itu siswa maupun guru dan tenaga pendidikan. Termasuk siapa pun yang berada di lingkungan sekolah. Dengan begitu, diharapkan pendidikan moral dapat terlaksana dengan baik, sehingga tujuan pendidikan benar-benar tercapai dengan sempurna.

Menurut (Faozah, 2014) perubahan etika dapat dilakukan dengan penerapan program 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan, dan Santun) untuk seluruh warga sekolah dapat menguatkan karakter dan menjadikan semua warga sekolah memiliki kepribadian yang baik. Program 5S mengajarkan siswa bersikap saling menghormati satu sama lain.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img