MALANG POSCO MEDIA, MALANG – 40 hari telah berlalu Tragedi Kanjuruhan yang menelan 135 korban jiwa. Namun, peristiwa itu masih membekas bagi Fifi Nofita, Aremanita asal Curungrejo, Kepanjen. Sebab, ia harus kehilangan enam temannya karena peristiwa yang terjadi 1 Oktober 2022 tersebut.
Fifi datang ke Crisis Center Kandang Singa, Rabu (9/11) kemarin. Ia ditemani ayahnya, untuk melaporkan sebagai salah satu korban luka. Ketika bercerita di hadapan petugas Crisis Center, dia sempat terhenti. Apalagi, kala menyebut enam orang temannya meninggal dunia. “Saya itu datang ke Stadion Kanjuruhan 12 orang. Sepuluh cewek, dua cowok. Yang meninggal enam,” kata dia.
Ditemani ayahnya ia menceritakan, saat kejadian berada di tribun 12. Ia juga keluar dari gate yang sama. Namun, karena kepanikan dan desak-desakan saat di tangga, terjadi chaos di area tangga. Dia terjatuh. “Saya nomor dua dari bawah. Yang bapak-bapak di bawah saya, mungkin dia sudah meninggal,” tutur dia.
Setelah kejadian, Fifi sejatinya sudah sempat pulang. Namun, saat Minggu (2/10) pagi, kondisinya memburuk. Dia susah bernafas. Selain itu, mati rasa di kaki kirinya. Ayahnya membawa ke rumah sakit di Kepanjen. Di sana, ia mendapatkan perawatan selama lima hari.
“Jumat baru pulang. Karena sesak nafas dan banyak memar-memar di kaki kanan dan kiri, juga di punggung. Mungkin karena terinjak-injak,” tambahnya.
Dia mengatakan, sempat absen sekolah selama dua pekan. Pemulihan fisik dan psikis adalah penyebabnya. Psikis ini terjadi, misalnya ketika dia menulis saat pelajaran. Lalu ia ingat teman-temannya.
“Pasti anak saya menangis kalau ingat. Pas pelajaran, pas ngerjain tugas. Kan berangkatnya ramai-ramai, terus beberapa meninggal,” sahut sang ayah.
Namun, saat ini kondisi itu kian membaik. Walaupun, terkadang juga masih kerap teringat. “Ya kami harap kondisinya semakin membaik. Baik luka memar maupun fisiknya,” tandas dia. (ley/bua)
