INSPIRING RAMADAN
Sejak umur 17 Tahun, Herdiyana Pascarita sudah tekuni menyanyi. Ia menjadi penyanyi atau biduan di kelab malam di Malang. Juga keluar kota. Dinna, sapaan akrabnya kemudian tersadar bahwa menyanyi di kehidupan malam tidaklah membawa ketenangan hati. Meskipun secara finansial berlimpah.
Perempuan kelahiran 1987 ini menceritakan pengalamannya hijrah. Ia kembali ke jalan yang diinginkan Allah.
“Waktu masih 17 tahun sekitar tahun 2000-an, dulu simple saja sebenarnya saya ingin punya uang sendiri. Untuk bisa beli apapun sendiri. Akhirnya ada yang ajak untuk nyanyi, tapi ya di klub-klub malam. Start kerja itu pasti di atas pukul 22.00.
Pulang sudah hampir subuh. Hampir setiap hari seperti itu,” cerita Dinna.
Ia mengaku kehidupannya sebagai penyanyi di kelab malam membuatnya berperilaku sesuai dengan lingkungan tersebut. Dinna mengaku selalu mengenakan baju atau kostum yang sangat terbuka. Tidak pernah menggunakan pakaian yang tertutup.
Hal ini karena lingkungan kelab malam yang memang seperti itu adanya. Terutama bagi dirinya yang tugasnya menghibur suasana.
“Ya kalau saya ingat-ingat dulu, ya ampun jangan sampai lah ada yang seperti itu lagi. Jadi pakaiannya sudah pasti mini sekali, lalu transparan. Kalau saya lihat sekarang sepertinya itu bukan pakaian yang saya pakai itu,” tutur Dinna sambil tertawa kecil.
Ia pun tidak memungkiri bahwa orang-orang yang ia temui di kelab malam cukup membawa pengaruh buruk. Meskipun tidak semuanya. Dinna mengakui banyak kawannya yang terjebak di dunia malam akan tetapi memiliki hati yang baik.
Kehidupannya sebagai penyanyi kelab malam ini juga memengaruhi kehidupan Dinna. Ia yang juga sambil menjalani kuliah pada saat itu cukup tidak tertangani dengan baik. Karena jadwal tidurnya yang karut marut menyebabkan perkuliahan pun tidak maksimal.
“Salat pun saya hampir ndak pernah. Dan bolong-bolong. Karena setiap hari pulang subuh, mau salat subuh sudah capek. Pagi kuliah, siang sudah ngantuk sekali. Jadi seperti itu kuliah juga tak konsen sama sekali. Intinya karut marut,” jelas alumnus S2 Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (UB) ini.
Ia kemudian mendapatkan pencerahan akibat dorongan sang kekasih dan keluarga kekasih, yang saat ini sudah menjadi suami. Dinna diminta berhenti bekerja di dunia malam dan percaya akan ada jalan yang lebih baik.
Dengan berat hati sekitar tahun 2015, Dinna berhenti menyanyi di kelab malam. Ia pun harus beberapa waktu jobless alias nganggur.
“Tapi saya ingat kata pacar saya waktu itu, kalau satu pintu keburukan ditutup pintu kebaikan pastinya akan terbuka. Saya sempat jobless, tapi setelah itu saya dapat tawaran gabung di EO itu bisa nyanyi di event-event wedding dan company gathering. Dan alhamdulilah sampai sekarang, itu yang saya jalani,” tegas Dinna.
Sejak saat itu, Dinna mengaku semakin mendalami ajaran agama. Dan mendapatkan jalan lebih dekat dengan Allah SWT. Saat ini pun dia aktif bergabung dalam sebuah komunitas bernama “Santri Jalanan Anjangsana”.
Sebuah kelompok yang isinya adalah orang-orang yang hijrah. Dan kemudian berkeliling membawakan lagu-lagu Solawat. Juga berdakwah dan melakukan kegiatan-kegiatan seperti sharing session memperdalam ilmu agama.
“Kehidupan saat ini jauh lebih tenang. Kalau dulu mikirnya yang penting ada duit dan happy-happy. Tapi sekarang saya merasa lebih damai bisa dekat dengan Allah. Menurut saya memang buat apa jika kita banyak uang tapi kita tidak dekat dengan yang memberi kita rejeki. Ini menjadi alasan saya untuk tetap pada jalan baik ini,” papar Dinna.
Ia pun masih memiliki cita-cita lain. Yakni membuat sebuah sekolah untuk anak-anak penghafal Al-Quran. Dan ingin memiliki sebuah warung makanan sederhana yang menyediakan makanan gratis. Bisa memberi manfaat bagi orang-orang yang smembutuhkan.
Dinna mengaku pula bulan puasa saat ini juga sangat spesial bagi dia. Ia merasa bulan puasa tahun ini lebih berkesan dan memiliki makna lebih dalam.
“Saya merasa bulan puasa tahun ini saya lebih ‘mellow’. Entah kenapa tahun ini begitu dalam yang saya rasakan ingin terus menyenangkan Allah. Karena begitu banyak limpahan berkah yang telah diberikan tetapi saya merasa masih belum cukup menyenangkan Dia. Semoga amal ibadah kita semua di bulan puasa ini diterima. Dan kita semua bisa menjadi orang yang lebih baik dari dulu ya,” tutup Dinna. (ica/van)