spot_img
Sunday, May 19, 2024
spot_img

Gedung Kesenian Tak Terawat, Malah Usulkan Pembangunan Art Center Rp 20 Miliar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – DPRD Kota Batu menilai bahwa rencana pembangunan Art Center senilai oleh Disparta Rp 20 miliar yang tertuang dalam Penentuan Proyek Strategis Daerah (PSD) dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kota Batu Tahun 2023-2026 tidaklah tepat. Pasalnya DPRD menilai masih banyak aset Pemda yang belum dimaksimalkan dengan baik. Hal itu ditegaskan oleh Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, Nurochman.

“Kota Batu punya gedung kesenian, punya panggung sendratari, punya pondok seni kalau ini dimaksimalkan dalam artian perawatan dan pemanfaatannya pasti akan mampu menggerakkan potensi seni budaya yang di harapkan berdampak pada apresiasi terhadap para pelaku seni budaya di Kota Batu,” ujar Nurochman kepada Malang Posco Media, Selasa (7/6).

Ia menerangkan lebih lanjut, dengan pemanfaatan dan perawatan aset daerah yang ada seperti gedung kesenian di Jalan Oro-oro Ombo akan ada banyak manfaat yang didapat. Diantaranya adalah para pelaku seni dan budaya bisa memanfaatkan gedung tersebut untuk berlatih dan melestarikan kesenian dan kebudayaan yang ada di Kota Batu.

“Selain untuk melestarikan kesenian dan budaya warisan leluhur juga terjadi pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitarnya. Karena itu Disparta hanya perlu fokus dan sungguh-sungguh terhadap fasilitas yang sudah ada,” bebernya.

Dengan wacana pembangunan art center tersebut juga dinilai oleh Ketua DPC PKB Kota Batu ini menunjukkan bahwa Disparta tidak memiliki perencanaan yang matang dan konsep yang tidak terintegrasi.

“Jangan hobinya membuat tapi tanpa diikuti perencanaan yang matang dan punya konsep yg terintegrasi. Perencanaan disini bukan hanya sekedar perencanaan pembangunannya yang sekedar gugur wajib memenuhi ketentuan. Tapi lebih dari itu adalah perencanaan pemanfaatannya, perencanaan edukasi dan keberpihakan bagi para pelaku dan penjaga seni budaya. Ini lebih penting dari sekedar membangun,” tegasnya.

Diketahui saat ini seperti Gedung Kesenian Batu yang berada di Jalan Oro-Oro Ombo, Kota Batu tak terawat dan nampak angker. Bahkan pada bagian atap depan rusak parah dan kayu bagian atap juga sudah lapuk dan rawan ambruk. Sehingga kondisi tersebut membahayakan para pelaku seni yang masih aktif menggunakan tempat tersebut untuk berlatih setiap harinya.

Tidak hanya digunakan untuk latihan para seniman dan budayawan. Gedung kesenian yang nampak tak terawat tersebut, sebagian ruang bangunan juga digunakan ruang sekretariat oleh Dewan Kesenian Kota Batu, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kota Batu dan DPC Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Kota Batu.

Tak terawat dan rusaknya atap Gedung Kesenian Kota Batu mendapat tanggapan dari Ketua Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB), Sunarto bahwa selama ini gedung tersebut masih tetap digunakan oleh para pelaku seni untuk berlatih. Meski diketahui atap bangunan sudah lapuk dan berbahaya.

“DKKB ingin temen-temen seniman tetap bisa berlatih di Gedung Kesenian ini. Karena memang gedung tersebut untuk pusat pelatihan. Sedangkan untuk tampil di Sendra Tari Arjuna Wiwaha, Sisir. Meski diketahui bahwa atap gedung kesenian sudah lapuk,” bebernya.

Diungkap Sunarto, bahwa gedung kesenian sangat penting bagi para pelaku seni dan budayawan di Kota Batu. Selain tempat berlatih dan pengembangan kesenian dan kebudayaan, lokasi juga sangat strategis karena jauh dari perumahan warga dan tidak mengganggu lingkungan.

“Karena itulah menjadi alasan bagi kami untuk tetap menggunakan gedung kesenian meski kondisi atap rusak. Apalagi selain sebagai sekretariat beberapa seni budaya, ada 10 sanggar yang menggunakan tempat ini setiap hari secara bergantian. Belum lagi sanggar yang pinjam secara insidental dan teman-teman mahasiswa yang pinjam,” terangnya.

Dengan keadaan yang sangat terpaksa itulah mereka masih menempati gedung kesenian. Mengingat tidak ada lagi tempat yang cocok untuk berlatih dan sudah sangat strategis serta tidak mengganggu lingkungan sekitar. Sehingga dengan keadaan dan permasalahan tersebut mereka ingin Pemerintah Daerah atau dalam hal ini Dinas Pariwisata merehab atap gedung.

“Harapan kami gedung kesenian ini bisa direnovasi. Karena saya kira tidak butuh biaya banyak. Bahkan kalau dibolehkan kita akan melakukan penggalangan dana untuk rehabilitasi atap gedung ini. Kita juga siap untuk kerja bakti bareng untuk memperbaiki atap gedung yang rusak,” tegasnya. (eri)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img