MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Ritual Petik Tirto Amerto yang lama tidak dilakukan, Minggu (24/7) kemarin, digelar warga Kampung Grabah Penanggungan. Mereka berkumpul di tepian Kali Brantas melaksanakan ritual Petik Tirto Amerto dengan mencuci gerabah masing-masing atau “Ngumbah Grabah”.
Ketua Pokdarwis Kampung Grabah Penanggungan Hariyono menjelaskan zaman dahulu warga Penanggungan kerap membersihkan barang yang dimiliki, saat itu kebanyakan gerabah di pinggiran Kali Brantas.
“Bukan hanya mencuci tapi itu sebaga ritual pembersihan diri dan mengungkapkan rasa syukur kepada yang maha kuasa. Tapi lama kelamaan ini tidak dilakukan dan jarang dilakukan lagi. Kali ini kita mau membangkitkan lagi tradisi ini,” jelas Hariyono kemarin kepada Malang Posco Media.
Warga Kampung Grabah yang memang kebanyakan merupakan pengrajin gerabah satu per satu membawa gerabah yang dimiiliki dibersihkan di pinggiran sungai. Tradisi ini dikatakan juga sebagai bagian dari tradisi yang disebut Petik Tirto Amerto. Selain mencuci barang, beberapa tradisi Petik Tirto Amerto yang dilakukan seperti Nyadran Kali hingga Larung Sesaji.
“Semoga bisa menginspirasi yang muda-muda. Ada filosofi dalam tradisi ini yang bisa dijadikan pelajaran, Bahwa sungai juga harus dijaga karena memberikan manusia ini manfaat yang banyak,” tegas Hariyono.
Sementara itu Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang Isa Wahyudi mengatakan kegiatan Petik Tirto Amerto di Kampung Grabah Penanggungan salah satu rangkaian dari kegiatan besar Festival Kali Brantas 2022.
Ia menjelaskan Festival Kali Brantas 2022 dilaksanakan di 7 kampung tematik di Kota Malang. Kemarin selain di Kampung Grabah Penanggungan kegiatan dilakukan pula di Kampung Keramik Dinoyo pagi harinya dengan melakukan Larung Sesaji dan Labuh Kali.
“Mulai hari ini (kemarin, red) hingga nanti puncaknya di tanggal 27 nanti di Kampung Lampion Jodipan,” pungkas pria yang akrab disapa Ki Demang ini. (ica/aim)
