.
Friday, December 13, 2024

Sembilan Kelurahan Prioritas Penanganan Stunting

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemkot Malang berkomitmen melakukan percepatan penanganan stunting. Setelah menetapkan lokasi prioritas stunting dan menyusun rencana kerja, Pemerintah Kota Malang langsung membahas secara holistik permasalahan stunting bersama semua stakeholder dalam Rembuk Stunting yang digelar di Hotel Ijen Suites Senin (5/9).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr. Husnul Muarif mengatakan, seluruh stakeholder yang terkait ini diajak untuk menyatukan komitmen agar permasalahan stunting bisa lebih ditekan lagi. Komitmen itu dibuktikan dengan penandatangan komitmen dalam acara Rembuk Stunting itu.

“Tidak hanya dari Pemkot Malang, tapi juga diluar Pemkot Malang. Diharapkan stunting ini harus bersama-sama menangani dan mengatasi stunting. Makanya beberapa unsur dan stakeholder kita libatkan dan bagaimana komitmen hadir dalam penandatangan ini,” terang Husnul disela acara.

Angka stunting di Kota Malang mencapai 9,5 persen. Angka ini sebenarnya sudah lebih rendah dibanding angka stunting yang dicanangkan dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Sehingga lokasi prioritas stunting yang sudah ditentukan sebelumnya bakal lebih dimaksimalkan, dimulai dari Rembuk Stunting kemarin.

Lokasi prioritas stunting yang telah ditetapkan yakni Kelurahan Tlogomas, Sumbersari, Bumiayu, Klojen, Tunggulwulung, Dinoyo, Kiduldalem, Tunjungsekar, Blimbing dan Mergosono.

“Nanti bergerak bersama disana semuanya, tidak sendiri sendiri. Apa saja hal prioritas disana akan dikerjakan. Misalnya seperti sanitasinya kurang baik, air bersihnya kurang, atau mana yang bisa disupport kita lakukan,” tambah Husnul.

Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menegaskan bahwa kenaikan angka kemiskinan tidak selalu berkorelasi dengan kenaikan angka stunting. Permasalahan kenaikan BBM belakangan ini yang tentu bakal mempengaruhi angka kemiskinan, belum tentu bakal mempengaruhi angka stunting.

“Mudah-mudahan tidak (menaikkan angka kemiskinan). Karena belum tentu (membuat stunting naik). Daerah Lowokwaru angka kemiskinan rendah tapi kenapa stunting tinggi. Karena potensi pasangan usia subur. Kalau kemiskinan itu memang berpotensi karena inflasi, daya beli masyarakat kurang,” tandasnya. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img