MALANG POSCO MEDIA – Ayam ingkung menjadi salah satu jenis makanan yang tidak pernah absen dalam berbagai perayaan syukuran adat Jawa. Ayam ingkung merupakan ayam yang disajikan secara utuh atau tidak dipotong-potong. Khusus di Kota Malang, ada warung menyediakan menu yang satu ini, yaitu ‘Warung Ayam Ingkung Bu Sutini’.
Beralamatkan di Jalan Danau Bratan H1-B42, Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Warung ini buka setiap hari, pukul 12.00 sampai pukul 20.00 WIB. Mulanya warung ini dikelola oleh almarhum Sri Rejeki sejak tahun 2010 dengan konsep café, lalu pada tahun 2015 baru dijadikan warung ayam ingkung.
Sejak tahun 2019, warung ini dikelola oleh Nia Miftahul Ulum (24). Keponakan dari Sri Rejeki ini meneruskan usaha keluarga tersebut setelah Sri Rejeki wafat pada tahun 2019.
“Saya sendiri baru di tahun 2019 menekuni usaha kuliner ini. Untuk ayamnya memakai ayam kampung dengan dibentuk menjadi ingkung,” ungkap Nia Miftahul Ulum kepada Malang Posco Media.
Ayam Ingkung Bu Sutini ini dibanderol mulai harga Rp 25 ribu, mendapatkan satu potong ayam ingkung/opor, nasi, urap-urap, orem-orem, sambal dan trancam. Untuk menu lainnya tersedia ayam ingkung utuh Rp 90 ribu, bebek goreng Rp27 ribu, ayam ingkung utuh bakar Rp 95 ribu, nila goreng Rp 22ribu, ayam ungkep Rp 75 ribu – Rp 85 ribu dan ayam bakar Rp 27 ribu. Lalu menu tambahan lainnya dari Rp 8.000 sampai Rp 20 ribu.
“Sebagai informasi, kami juga menyediakan persewaan untuk acara pernikahan, rapat, dan lain-lain, biaya persewaan hanya dicharge 10 persen dari total belanja. Ditambah dengan pesanan hampers untuk hantaran pernikahan mulai dari harga Rp 250 ribu. Bagi pelanggan, juga disediakan fasilitas electone by request sebagai hiburan,” terang Nia panggilan akrabnya.
Bagi masyarakat yang ingin memesan online dapat melalui aplikasi Gojek, Grab dan Shopee Food dengan nama ‘Warung Ayam Ingkung Bu Sutini’. Bisa juga melalui Whatsapp 082179207570 (Nia). “Pelanggan kami lebih banyak yang datang langsung ke tempat, menurut mereka tempatnya nyaman”, tambah Nia.
“Sebagai pelaku usaha kuliner, tentunya ada rasa senang dan susahnya, senengnya jika pengunjung bahagia makan bersama di sini, kita juga senang meladeninya. Dukanya adalah ketika ada komplain, maka kami akan berusaha untuk lebih baik lagi untuk ke depannya. Semoga resto ini bisa lebih berkembang, insyaallah bisa buka cabang lagi. Karena sudah ada cabang lain di Blitar dengan masakannya yang sama,” pungkasnya. (dan/bua)
