spot_img
Monday, May 20, 2024
spot_img

Vegetasi Savana Gunung Bromo Mulai Tumbuh Kembali

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Pasca kebakaran yang melanda beberapa waktu lalu, vegetasi di kawasan savana Gunung Bromo yang berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, mulai tumbuh kembali.

Hendra, Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS, menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah yang terdampak kebakaran hutan dan lahan di Gunung Bromo sudah mulai ditumbuhi vegetasi melalui proses suksesi alam.

“Sebagian besar sudah ditumbuhi dengan vegetasi rumput dan pakis yang dominan,” kata Hendra.

Ia mengatakan bahwa meskipun mayoritas kawasan yang terdampak kebakaran sudah ditumbuhi vegetasi berupa rumput dan pakis tersebut, masih ada beberapa titik yang memiliki vegetasi campuran terlihat hitam bekas sisa kebakaran hutan dan lahan.

Menurutnya, langkah penanaman pohon di kawasan tersebut, akan dilakukan dalam waktu dekat. Pihak Balai Besar TNBTS masih menyiapkan sejumlah kelengkapan seperti bibit pohon yang menjadi vegetasi endemik di kawasan itu.

“Hanya pada lokasi tertentu yang memiliki vegetasi campuran seperti pohon cemara dan akasia, masih terlihat sisa kayu hitam bekas kebakaran, seperti di Blok Bantengan. Untuk penanaman kembali, akan dilakukan dalam waktu dekat,” katanya.

Ia menyatakan bahwa setelah pembukaan ulang Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pasca kebakaran hutan dan lahan pada 19 September 2023, jumlah wisatawan yang berkunjung telah meningkat.

“Terkait kunjungan ke kawasan Bromo, sudah mulai banyak. Kurang lebih 80-90 persen dari total kuota (2.700 pengunjung) yang ditetapkan per hari,” katanya.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah mengestimasi kerugian sebesar Rp8,3 miliar akibat kebakaran hutan dan lahan yang disebabkan oleh penggunaan flare. Kebakaran tersebut mengakibatkan kerusakan pada area seluas 989 hektare dan menyebabkan penutupan kawasan dari tanggal 6 hingga 18 September 2023.

Kerugian yang diderita mencakup biaya pemadaman melalui darat sekitar Rp216 juta, kerugian karena kehilangan habitat yang dihitung berdasarkan biaya pemulihan ekosistem senilai Rp3,26 miliar, serta kerugian dari aspek kehilangan jasa rekreasi hingga 14 September 2023 sebesar Rp4,87 miliar.

Sebagai informasi, kawasan taman nasional tersebut ditutup pada 6-18 September 2023 akibat peristiwa kebakaran hutan dan lahan itu. Proses pemadaman sendiri dilakukan pada 6-14 September 2023, dengan mengerahkan ratusan personel gabungan.(ntr/mpm)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img