spot_img
Tuesday, May 7, 2024
spot_img

DBD Mengganas di Kabupaten Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Tiga Bulan 1.054 Kasus, 10 Warga Meninggal Dunia

MALANG POSCO MEDIA-Warga Malang Raya harus betul-betul waspada  Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan gigitan nyamukAedes Aegypti ini meningkat signifikan dalam tiga bulan terakhir.

Bahkan sejak Januari sampai Maret tahun ini terdapat 14 orang meninggal dunia di Malang Raya akibat DBD. Rincianya di Kota Malang satu kasus, Kabupaten Malang sejumlah 10 kasus dan Kota Batu tiga kasus.

Berdasarkan data penularan DBD, Kabupaten Malang paling parah. Sejak Januari sampai Kamis (4/4) kemarin terdapat 1.054 kasus DBD.

Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang sejak Januari hingga kemarin terdapat 10 kasus  kematian. Rentang usia paling banyak terjangkit DBD di atas usia 15 tahun dengan persentase 71 persen atau 745 kasus.

Kepala Dinkes Kabupaten Malang, drg Wiyanto Wijoyo menguraikan wilayah Kecamatan Turen yang paling banyak  terjangkit DBD dengan 119 kasus.

“Di Kabupaten Malang nyamuk yang menularkan DBD  jenis Aedes Aegypti ini dengan ciri khas belang bergaris hitam putih pada tubuhnya dan biasanya aktif menggigit pada pagi hingga sore hari,” papar Wiyanto, Kamis (4/4) kemarin.

 Adapun jumlah sarana prasarana petugas kesahatan (Nakes) sebagai layanan pengendalian DBD untuk diagnostik berupa Rapid Diagnostic Test Dengue, Larvasida hingga insektisida disebut dalam jumlah cukup.

“Data Per 4 April 2024 Kasus DBD di Kabupaten Malang, paling banyak pada usia lebih dari 15 tahun sebanyak 745 kasus atau 71 persen. Sedangkan paling tinggi terjangkit DBD di Kecamatan Turen dengan 119 kasus,” beber Wiyanto.

Sementara itu langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk pegendalian DBD dengan rajin membersihkan perlengkapan perabotan rumah. Seperti bak kamar mandi, WC, mengganti air vas bunga, tempat minum burung. Selain itu dengan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak.

“Juga menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar, mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai,” imbaunya.

“Pemberantasan sarang nyamuk sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya seminggu sekali sehingga terjadi pemutusan rantai,” imbau  Wiyanto.  

Sementara itu kasus DBD di wilayah Kota Malang selama tiga bulan terakhir mengalami peningkatan dibandingkan jumlah kasus di periode yang sama pada tahun lalu. Hal tersebut disampaikan  Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif kepada Malang Posco Media, kemarin.

“Per akhir Maret (2024) ada sebanyak 156 kasus. Tahun 2023, triwulan pertama tercatat 151 kasus. Yang terbanyak pada tahun 2022, terdata  569 kasus saat itu. Yang mana 300 di antaranya laki-laki dan 269 adalah perempuan,” jelas Husnul.

Kendati demikian, faktanya tahun ini memang ada kenaikan walaupun hanya bertambah lima kasus. Apalagi dilaporkan ada satu kasus meninggal dunia akibat DBD. Menurut Husnul, kondisi ini masih belum termasuk kondisi yang gawat.

“Biasanya tingginya kasus DBD itu Maret hingga April. Sekarang di Kota Malang masuk kategori sedang, tidak terlalu tinggi. Jadi tidak masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB), karena KLB itu jika peningkatan kasus secara drastis,” tambah Husnul.

Meskipun demikian, Husnul meminta agar semua masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dan juga melakukan langkah pencegahan terhadap penyakit DBD. Mulai dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) hingga 3M yakni menguras, menutup dan mengubur. Tidak hanya itu, pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi

Angka kematian akibat DBD di Kota Batu terbilang sangat tinggi. Sejak Januari hingga Maret tercatat tiga  warga Kota Batu meninggal dunia akibat DBD.

Dari tiga kematian tersebut, dua kematian terjadi dalam satu keluarga di Desa Punten Kecamatan Bumiaji. Hal itu ditegaskan oleh Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati.

“Ada tiga kematian akibat DBD. Dua  kematian karena murni DBD di Temas dan Punten. Sedangkan satu kematian DBD dengan komorbid yang diketahui penyebab kematiannya adalah karena Diabetes Mellitus di Punten,” ujar Susan kepada Malang Posco Media.

Untuk mencegah kasus dan kematian akibat DBD bertambah, Berbagai upaya telah Dinas Kesehatan Kota Batu. Selain secara rutin menerjunkan tim jumantik, juga dilaksanakan gerakan massal satu kota lewat kerja bhakti setiap minggu selama satu bulan (Maret, red).

“Serta Dinas Kesehatan Kota Batu melaksanakan fogging (pengasapan) di sekitar tempat tinggal korban meninggal dan daerah dengan angka DBD yang tinggi,” bebernya.

Plt Kepala Dinkes Kota Batu Aditya Prasaja menambahkan  pengasapan perlu dilakukan. Pasalnya ada beberapa indikator yang mengharuskan dilakukan pengasapan.

“Salah satu indikator jika angka bebas jentik dibawah 95 persen adalah kondisi berbahaya. Sementara di sekitar tempat tinggal korban angka bebas jentiknya ada di prosentase 71 persen. Sehingga perlu dilakukan pengasapan,” imbuhnya.

Kasus penyakit DBD   di Kota Batu cukup tinggi. Hingga 27 Maret mencapai 132 kasus, Demam Dengue (DD) 163 kasus, Dengue Shock Syndrome (DSS) delapan kasus dan tiga kasus meninggal dunia. (den/ian/eri/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img